Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Tuesday, May 8, 2012

Morfem dan Kata


           Sebelum mempelajari morfem dan kata, Anda akan mempelajari dahulu tentang satuansatuan  gramatik. Jika kita mendengarkan tuturan seseorang dengan saksama ternyata bahwa ada  satuan-satuan yang berulang-ulang dapat kita dengar, misalnya sepatu, bersepatu, bersepatu  hitam, Ia membeli sepatu dari toko. Satuan-satuan yang mengandung arti, baik arti leksikal  maupun arti gramatikal seperti tersebut di atas disebut satuan gramatik, atau disingkat satuan. 
            Satuan gramatik atau satuan itu mungkin berupa morfem, misalnya ber-, ke, ke-an, -wanjalan, akan, rumah, datang, sedang, baca, baru, dsb., mungkin berupa kata, misalnya rumah,  membawa, diketahui, lempar lembing, mereka, dari, dsb., mungkin berupa frase, seperti akan  datang, ke rumah teman, akan minum, sudah sehat, baik sekali, usaha yang baik, dsb., mungkin  berupa klause, misalnya ia berkunjung ke rumah teman, mungkin berupa kalimat seperti Ia  sedang berkunjung ke rumah teman., dan mungkin juga berupa wacana.  Jika diurutkan dari atas, satuan gramatik itu dapat berupa:
Wacana
Kalimat
Klausa
Frase
Kata
Morfem 
Satuan gramatik yang akan kita pelajari pada Bahan Belajar Mandiri ini hanya terbatas pada  morfem dan kata.  Anda perhatikan satuan-satuan ber-, ke-an, meN-, -wan, dsb., serta satuan-satuan pohon,  rumah, datang, sejuk, bawa, tahu, mereka, dsb. Satuan pertama baru mempunyai arti bila  dirangkaikan dengan satuan-satuan lain, misalnya ber- dengan jalan menjadi berjalan, ke-an  dengan manusia menjadi kemanusiaan, me- dengan lukis menjadi melukis, -wan dengan sastra  menjadi sastrawan, arti yang terkandung dalam satuan-satuan itu (ber-, ke-an, meN-, -wan, dsb.)  disebut arti gramatik.
            Berbeda dengan satuan-satuan terakhir (pohon, rumah, datang, sejukbawa, tahu, mereka) yang sudah mempunyai arti, yaitu arti leksikal. Sebenarnya bukan hanya  morfem-morfem afiks saja yang mempunyai arti gramatikal. Morfem-morfem seperti ke, atau,  itu, tetapi, dan, yang, untuk, dsb. - yang disebut partikel atau kata tugas – juga mempunyai arti  gramatikal saja.  Satuan-satuan ber-, ke, ke-an, meN-, di-, -wan, jalan, rumah, maha-, juang, lah, dan  sebagainya masing-masing satu morfem, sedangkan satuan berjalan terdiri dari dua morfem,  yaitu morfem ber- dan morfem jalan; satuan kemanusiaan terdiri dari dua morfem, yaitu morfem  ke-an dan manusia. 
            Morfem itu ada yang mempunyai satu struktur fonologik, seperti morfem jalan, yang  fonem-fonemnya, banyak fonem, dan urutan fonemnya selalu begitu, yaitu terdiri lima fonem,  ialah /j, a, l, a, dan n/ dengan urutan fonem: /j/ dimuka, diikuti /a/, diikuti /l/, diikuti /a/, diikuti  /n/. Ada pula morfem yang mempunyai beberapa struktur fonologik, misalnya morfem meNdengan  struktur fonologik berikut: 

mem- : membuat, membeli
men- : mendidih, mendapat
meny- : menyaring, menyita
meng- : mengganti, menggali
menge- : mengebom, mengebor
me- : melamar, melayang 
          
             Bentuk-bentuk mem-, men-, meny-, meng-, menge-, dan me- pada contoh di atas masingmasing  disebut morf, yang semuanya merupakan alomorf dari morfem meN-. Atau dengan kata  lain: morf mem-, morf men-, morf meny-, morf meng-, morf menge-, dan morf me-, merupakan  alomorf dari morfem meN-. 
            Begitu pula morf-morf pem-, pen-, peny-, peng-, penge-, dan pe- merupakan alomorf dari  morfem peN-, dalam contoh:  

pem- : pembuat, pembeli
pen- : pendidik, pendapat
peny- : penyaring, penyita
peng- : pengganti, penggali
penge- : pengelas, pengebom
pe- : pelamar, pelawak


             Contoh lain, misalnya morfem ber-. Morfem ini terdiri dari morf ber- misalnya pada berjalan, morf be-, misalnya pada bekerja, dan morf bel- pada belajar. Morf ber-, be-, dan bel-, ketiganya merupakan alomorf morfem ber-. Morfem-morfem di atas merupakan contoh morfem yang mempunyai beberapa wujud fonologis. Berbeda dengan morfem di-, misalnya pada dibeli, dilempar, dimakan, dsb., hanya terdiri dari morf di-, dan merupakan alomorf morfem di-, morfem semacam itu hanya mempunyai satu wujud fonologis. Yang dimaksud kata dalam pembicaraan ini ialah satuan gramatik bebas yang terkecil, atau dengan kata lain, setiap satu satuan bebas merupakan kata. Misalnya pohon, lari, pelari, pelarian, sastra, sastrawan, adil, ketidakadilan, pemimpin, kepemimpinan, ruang, ruangan, dan sebagainya.
            Kata merupakan dua macam satuan, yaitu satuan fonologik dan satuan gramatik. Sebagai satuan fonologik, kata terdiri dari satu atau beberapa suku kata, dan suku itu terdiri dari satu atau beberapa fonem. Contohnya: kata kecenderungan terdiri dari lima suku, yaitu ke, cen, de, rung, dan an. Suku ke terdiri dari dua fonem, suku cen terdiri dari tiga fonem, suku de terdiri dari dua fonem, suku rung terdiri dari tiga fonem, dan suku an terdiri dari tiga fonem. Jadi kata kecenderungan terdiri dari dua belas fonem, yaitu /k, , c, , n, d, , r, u, h, a, n/. Kata instruktur terdiri dari tiga suku, yaitu in, struk, dan tur. Suku in terdiri dari dua fonem, suku struk terdiri dari lima fonem, dan suku tur terdiri dari tiga fonem sehingga kata instruktur terdiri dari sepuluh fonem yaitu /i, n, s, t, r, u, k, t, u, r/. Sebagai satuan gramatik, kata disusun satu atau beberapa morfem.
            Kata bermorfem satu disebut kata monomorfemis, sedangkan kata bermorfem lebih dari satu disebut kata polimorfemis. Dalam kalimat Ia mempersunting gadis desa misalnya, terdapat tiga kata monomorfemis, yaitu ia, gadis, dan desa, dan satu kata polimorfemis, yaitu mempersunting. Kata polimorfemis dapat dilihat sebagai hasil proses morfologik yang berupa perangkaian morfem, misalnya kata mempersunting, membeli, bersepeda,dan sebagainya, sedangkan kata ia, gadis, dan desa tidak mengalami proses morfologik. Satuan-satuan yang tidak termasuk satuan bebas, jika secara gramatik memiliki sifat bebas, itu termasuk golongan kata. Misalnya satuan-satuan dari, kepada, sebagai, tentang, karena, meskipun, lah, dan sebagainya. Begitu juga satuan-satuan jalan raya, rumah sakit keras hati, panjang tangan, mata pelajaran, dan sebagainya, walaupun terdiri dari dua satuan bebas, itu termasuk golongan kata karena satuan-satuan itu memiliki sifat sebagai kata, yang membedakan dirinya dari frase.




Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment