Jasa Pembuatan Skripsi

Jasa Pembuatan Skripsi
Jasa Pembuatan Skripsi

Thursday, May 10, 2012

Perkembangan Makna


            Perkembangan makna mencakup segala hal tentang makna yang  berkembang, baik berubah maupun bergeser. Di dalam hal ini perkembangan  meliputi segala hal tentang perubahan makna baik yang meluas, menyempit, atau  yang bergeser maknanya. Bahasa mengalami perubahan dirasakan oleh setiap  orang, dan salah satu aspek dari perkembangan makna (perubahan arti) yang  menjadi objek telaah semantik historis. Perkembangan bahasa sejalan dengan  perkembangan penuturnya sebagai pemakai bahasa. Kita ketahui bahwa  penggunaan bahasa diwujudkan dalam kata-kata dan kalimat.
            Pemakai bahasa  yang menggunakan kata-kata dan kalimat, pemakai itu pula yang menambah,  mengurangi atau mengubah kata-kata atau kalimat. Jadi, perubahan bahasa  merupakan gejala yang terjadi di dalam suatu bahasa akibat dari pemakaian yang  dipengaruhi oleh berbagai faktor.  Gejala perubahan makna sebagai akibat dari perkembangan makna oleh  para pemakai bahasa. Bahasa berkembang sesuai dengan perkembangan pikiran  manusia. Sejalan dengan hal tersebut karena manusia yang menggunakan bahasa  maka bahasa akan berkembang dan makna pun ikut berkembang. Faktor-faktor  yang dapat menjadikan suatu bahasa bisa berubah, antara lain: 
(1) Bahasa berkembang seperti yang dikatakan Meilet, “this continuous way from one generation to another".
(2) Makna kata itu samar (bisa ‘dapat’ atau bisa ‘racun’ tanpa konteks tak jelas maknanya).
(3) Kehilangan motivasi (loss of motivation).
(4) Adanya makna ganda.
(5) Karena ambigu (ketaksaan) "amoiguos context" .
(6) Struktur kosakata.

Faktor-faktor yang disebutkan merupakan hal yang dapat mengakibatkan  perubahan makna, perluasan makna, pembatasan makna, dan pergeseran makna,  yang terangkum di dalam perkembangan makna.
1.      Perubahan Makna 
Faktor-faktor yang mengakibatkan perubahan makna antara lain sebagai akibat  perkembangan bahasa. Perubahan makna dapat pula terjadi akibat: 
(1) faktor kebahasaan (linguistic causes),
(2) faktor kesejarahan (historical causes),
(3) sebab sosial (social causes),
(4) faktor psikologis (psychological causes) yang berupa: faktor emotif, kata-kata tabu: (1) tabu karena takut, (2) tabu karena kehalusan, (3) tabu karena kesopanan,
(5) pengaruh bahasa asing
(6) karena kebutuhan akan kata-kata baru
            Sebab lain linguistis berhubungan dengan faktor kebahasaan, baik yang  ada hubungannya dengan fonologi, morfologi, atau sintaksis. Kata sahaya pada  mulanya dihubungkan dengan budak tetapi dengan perubahan menjadi saya,  maka kata tersebut selalu mengacu kepada pronomina pertama netral (tidak ada  unsur tidak hormat/hormat), dan bila dibandingkan dengan aku, maka aku  mengandung unsur intim. Pronomina persona pertama jamak bahasa Indonesia  kita menjadi kita-kita 'meremehkan' atau 'menganggap enteng'.  Sebab historis adalah hal-hal yang berhubungan dengan faktor kesejarahan  perkembangan kata. Misalnya, kata negosiasi berasal dari kata Inggris negotiation   'perundingan'. Kata tersebut masuk ke dalam bahasa Indonesia pada waktu perang  Inggris dengan Argentina. Demikian pula, kata seni yang makna asalnya adalah  'air kencing', tetapi sekarang berubah maknanya menjadi 'segala sesuatu yang  indah'.   
 

Download Isi Lengkap  dari Makalah Ini :  
 



Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment